Tuban, 20 Oktober 2025 — Apa yang dikhawatirkan Lembaga Investigasi Negara (LIN) kini menjadi kenyataan. Seorang warga Desa Klumpit, Kecamatan Soko, meninggal dunia setelah tertimbun longsoran tanah di bekas galian tambang pasir kuarsa kawasan Agro Park Klumpit, Senin pagi.
Korban, Kundori (42), saat kejadian tengah menggali pasir secara manual bersama dua rekannya untuk pembangunan sarana ibadah di Masjid Al Falah, Dusun Bentaor. Longsoran tanah tiba-tiba menimpa mereka, menewaskan Kundori di lokasi.
Ketua Umum LIN, R.I. Wiratmoko, menegaskan bahwa tragedi ini merupakan bukti kegagalan reklamasi dan pengelolaan bekas tambang yang memadai. “Sudah lama kami memperingatkan pemerintah dan pemilik lahan agar bekas tambang direklamasi dengan serius. Jangan biarkan masyarakat mengambil risiko nyawa mereka di lahan tak terurus,” ujarnya.
Wiratmoko bahkan menawarkan kerja sama dengan pemerintah dan pemangku kepentingan untuk menata bekas tambang agar tidak membahayakan warga. Ia menambahkan, kawasan ini dapat dikembangkan menjadi area wisata atau lahan pertanian produktif demi kemaslahatan masyarakat sekitar.
Saksi mata, Tohari (55), menceritakan kronologi naas tersebut. “Korban pamit mau ke kebun, tapi ternyata ikut menggali pasir. Tak lama kemudian kami dapat kabar dia tertimbun longsor,” katanya.
Polres Tuban melalui Kasi Humas Iptu Siswanto mengonfirmasi kejadian ini terjadi di lahan bekas tambang yang diduga milik anggota DPR RI berinisial JF. Dua rekan korban selamat, namun Kundori meninggal dunia akibat tertimbun tanah longsor.
Hasil penyelidikan polisi menyatakan insiden ini murni kecelakaan kerja tanpa unsur pidana. Namun, peristiwa ini membuka kembali sorotan soal pengawasan dan tata kelola bekas tambang yang masih menyisakan bahaya nyata bagi warga.
Keluarga korban menolak autopsi dan menerima kejadian ini sebagai musibah. Jasad telah diserahkan untuk pemakaman setelah penandatanganan surat pernyataan.












